associationofmuslimworld

Alhamdulillah satu tahun ajaran lalu, pencapaian akademik Kak Alinga terhitung sangat membanggakan. Semester pertama meraih rangking pertama dengan nilai yang sangat bagus. Saya amaze juga karena di luar aspek akademik, Ia yang semula ragu bisa menikmati masa-masa berseragam putih biru bahkan dipercaya menjadi ketua kelas. Hmm kecil-kecil cabe rawit. Senangnya akutu.  Dia juga enjoy dengan keseruan lingkungan pertemanan di sekolah. Well di sela-sela curhat dan keluhan ala ABeGe lainnya sih. Memasuki semester kedua, kondisi menjadi lebih challenging sejak sekolah dilakukan secara jarak jauh. Beberapa mata pelajaran bahkan hanya diberikan materi tanpa ada tatap muka. Tatap muka juga terbatas sekali. Padahal si Kakak type audio-visual learner yang bakal lebih mudah menyerap kalau bisa melihat dan mendengar langsung materi ketimbang membaca tanpa ada penjelasan.  Saya sih gak terlalu gimana-gimana, namanya masa-masa uji coba. Saya bahkan gak menargetkan apapun. "Yang penting kamu bisa

Tulisan ini diadaptasi dari kulwitnya Uchan aka Langit Amaravati beberapa waktu lalu. Aku sering banget dapat pertanyaan seputar istilah dan nomenklatur yang berhubungan dengan aktivitas blogging terutama dari lingkungan kerjaku yang memang awam tentang blogging. "Mbak/Teh/Bi Oph (panggilanku) mau dung diajarin ngeblog. " lalu muncul pertanyaan-pertanyaan mendasar seputar istilah-istilah di bawah ini. Meski mengaku sebagai blogger, ya ku menjawab sependek pemahamanku aja. Kadang bingung juga buat cari referensi. Supaya bisa share link-nya ja gitu biar mereka baca dan pahami sendiri. Maklum kurang pede juga jawab sendiri. Takut masih ada yang keliru hehehe. Nah atas seizin Uchan, aku rewrite thread kultwit-nya yang sangat komprehensif sebagai pengetahuan dasar tentang blogging dalam satu postingan ini. Thanks for sharing Uchan. Banyak memang istilah di dunia blogging yang kadang terasa asing, terutama bagi yang baru saja terjun jadi blogger atau bahkan bagi mereka yang sekedar

Nyeri di kaki sudah sering saya rasakan sejak lama. Biasanya jika kecapekan, terlalu banyak berdiri atau terlalu lama berjalan kaki rasa nyeri makin terasa. Rasa nyeri ini sekian lama saya abaikan. Saya pikir hal yang wajar saja. Terlebih aktivitas saya yang menggunakan public transportation ke kantor menggunakan Commuter Line menjadi pemicu utama nyeri di sepanjang kaki.  Bayangkan meski saya hanya harus berdiri sekitar 45 menit di dalam kereta, tapi jika dihitung keseluruhan mulai dari saya sampai di Stasiun, menunggu kereta datang, berdiri di kereta, lalu ngantri di tapping out di stasiun tujuan Palmerah lanjut jalan kaki ke gedung di mana saya bekerja. Dulu saya juga biasakan naik tangga ke lantai 6.  Belum lagi sejak subuh hingga berangkat saya di dapur masak dan menyiapkan makanan sambil berdiri. Jadi selama ini saya menganggap sebagai sebuah konsekuensi saja. Gak mau dianggap manja sih hahaha. Mengatasi hal ini saya memang kemudian rajin massage. Jika rasanya b