Apa kabar Sahabat Mom of Trio, sehat-sehat selalu ya. Jangan kasih kendor protokol kesehatannya untuk kalian yang harus beraktivitas di luar rumah. Untuk yang masih harus stay di rumah aja, enjoy ya. Keep positive and be healthy.
Meskipun di rumah aja, yakin banget kesibukan gak berkurang kan ya? Kerjaan kantor tetap harus diselesaikan meski di rumah. Mengawal anak-anak menjalani PJJ mereka seperti biasa. Tugas-tugas domestik yang juga menuntut untuk diprioritaskan demi keamanan dan kenyamanan seisi rumah.
Duuh kenapa weekend terasa masih lama ya?
Siapa yang meski harus lebih banyak aktivitas di rumah tapi tetap merindukan weekend?
Saya tunjuk tangan dung.
Boleh yaa...working mom dengan tugas yang cukup demanding ini sejenak berleha-leha di weekend? Ajak anak-anak menikmati film lawas yang menurut saya sih bagus dan edukatif. Saya dan suami suka mencari film-film yang watchable untuk kami dengan anak-anak yang beranjak pra remaja dan remaja.
Jadi bisa ditonton bareng menghabiskan waktu bareng di rumah. Terlebih kami blom bisa nonton di bioskop seperti biasanya. Nonton merupakan salah satu family time kami selama ini. Anak-anak senang, kami juga relax sejenak dari penatnya urusan kantor. Tentu saja kami juga berharap makin mengeratkan bonding.
Langganan Vidio Via Google Play
Saya dan suami langganan Vidio untuk bisa mencari film-film yang bisa ditonton bareng anak-anak. Sebenarnya enaknya langganan Vidio itu bukan cuma bisa nonton film aja sih. Selain film, lewat Vidio kita bisa lihat siaran live karena ada streaming Vidio, TV Show (sinetron juga ada), Berita, TV Lifestyle, Music, Entertainment, Education, dan tentu saja suami suka karena bisa nonton siaran olahraga (terutama bola) baik langsung maupun siaran tunda.
Caranya gimana? well cuss aja ke Google Play kamu trus ketik "vidio" trus install deh. Trus kalau sudah terinstal bisa langsung dibuka. Trus biar gak pake ribet, aku langganan Vidio ini bayarnya pakai GoPay ajah. Iya simple banget, gak pake ribet sama sekali. Udah gitu kita juga bisa nonton tanpa terganggu iklan. Jadi aman sentosa deh hahaha.
Aktivasi GoPay di Google Play
Nah untuk mengaktivasi GoPay di Google Play juga gak susah kok. Kalau yang belum tahu, berikut bisa diikuti langkah-langkahnya ya Gais.
- Buka akun Google Play di smartphone
- Klik ikon garis 3 di kiri atas
- Pilih “Payment Method” / “Metode Pembayaran”
- Klik “Add GoPay” / "Tambahkan GoPay"
- Klik “Continue” setelah muncul halaman baru
- Pastikan nomor HP yang digunakan untuk GoPay sudah benar lalu Klik “Continue” lagi
- Masukkan PIN GoPay
- Kita akan menerima konfirmasi “Linking successful”
Sekarang lanjut ke pembayaran langganan Vidio ya.
- Kita bisa memilih paket berlangganan. Ada paket mingguan, paket bulanan, dan paket tahunan. Saya memilih paket bulanan nih. Lalu Klik "Activate".
- Nah kemudian akan muncul "order summary" yang di sana terlihat berapa jumlah yang harus kita bayarkan. Pada bagian "Payment Method" akan muncul "Continue Payment".
- Ada beberapa pilihan metode pembayaran, kita pilih GoPay dari Google Play ya.
- Nah karena kita sudah kita aktivasi GoPay di Google Play sebelumnya akan muncul keterangan nilai uang yang akan kita bayarkan dan pastikan nomor GoPay kita sudah sesuai, Lalu klik "Subscribe". Note: Untuk yang belum mengaktivasi GoPay di Google Play nanti akan muncul proses seperti yang saya jelaskan sebelumnya untuk setting GoPay di Google Play ya. Ikuti saja langkah-langkahnya seperti penjelasan sebelumnya.
- Nah sesimpel itu proses pembayarannya. Akan muncul notifikasi kalau pembayaran berhasil dan kita bisa langsung menikmati fasilitas layanan Vidio.
Review 3 Sport Movies Lawas: Watchable For Pre Teen and Teen
Banyak banget pilihan film yang bisa kita nikmati di Vidio. Nah kali ini saya hanya kaan melakukan review singkat 3 film bertema sport atau olahraga yang merupakan film lama namun masih sangat baik untuk ditonton (ulang) bareng para pra remaja dan remaja kita di rumah.
As usual tetap kami kedepankan aspek edukatif dari film yang akan kita pilih. Menonton memang sarana hiburan, namun alangkah baiknya kalau mengandung unsur edukasi terutama buat anak-anak. Jadi anak-anak juga gak berasa didikte kan, dan biasanya lebih mudah terserap di memori mereka.
Sejak pandemi di awal tahun ini. Otomatis anak-anak stop kegiatan luar rumah termasuk sekolah dan aktivitas yang mengumpulkan banyak orang. Sejujurnya ini merupakan hal yang berat untuk anak-anak saya yang memang semuanya merupakan type anak kinestetik. Anak-anak yang sangat aktif dan banyak bergerak di luar rumah.
Terutama si bungsu, cowok jagoan saya satu ini bahkan harus berhenti di tengah kegiatan Football League yang tengah diikutinya. Padahal Tim Dek Paksi dan sekolahnya sudah sampai pada ujung dari Liga Sepokbola yang cukup bergensi di kalangan anak-anak sekolah ini.
Jakarta Schools Football League (JSFL 2019 -2020) merupakan ajang pertama Dek Paksi (dan Tim Sekolahnya) di kompetisi sepakbola yang cukup serius. Anaknya semangat banget. Senang saya lihat antusiasme dan semangat Adek dan teman-temannya ini. Sayang sekali kegiatan dihentikan karena pada Maret lalu kita dilanda Covid-19.
Untuk tetap menjaga semangat akan olahraga satu ini, Ayahnya sering mengajaknya menonton pertandingan sepak bola salah satunya via Vidio. Selain itu kami juga pilihkan beberapa film bertema sport untuk tetap mengingatkan dia akan semangat dan passionnya di bidang olahraga. Berikut review singkat film bertema olahraga yang layak tonton bareng anak-anak.
Africa United
Film ini berlatar World Cup 2010 di Benua Africa. Berkisah tentang perjalanan 3 orang anak Rwanda yang bermimpi ikut dalam ajang pembukaan World Cup tersebut. Adalah Dudu seorang anak yatim piatu miskin dengan impian super tinggi yang menggambarkan dirinya sebagai seorang Manajer Bola Profesional. Fabrice seorang anak yang berasal dari kalangan menengah dengan bakat bola yang luar biasa.
Dudu menganggap dirinya sebagai manager Fabrice saat seorang pencari bakat utusan FIFA melihat kemampuan Fabrice dan mengundang mereka untuk ikut seleksi Africa United di Kigali untuk tampil dalam pembukaan World Cup. Perjalanan Fabrice dan Dudu juga ditemani sang adik, Beatrice yang bercita-cita menjadi dokter.
Perjalanan darat yang kemudian menjadikan mereka terdampar di Kongo dan malah menjauh dari Kigali. Journey mereka yang berawal dari salah naik bus ini kemudian makin seru dan menantang dengan adanya tokoh Foreman George seorang remaja yang membawa sejumlah besar uang di dalam tasnya dan dikejar-kejar sekelompok orang. Remaja dengan latar belakang kebrutalan perang.
Dalam perjalanannya kemudian mereka bertemu dengan Celeste yang digambarkan bekerja sebagai penghibur di suatu tempat hiburan. Celeste ternyata memiliki darah bangswan namun karena kekalahan perang, sukunya menjadi tawanan dan menjadi semacam "budak" dan diperjualbelikan.
Dengan kisah hidup masing-masing, kelima anak pra remaja ini kemudian bersepakat dan berkomitmen untuk menjadi tim solid dengan satu tujuan. Mengantarkan Fabrice untuk bisa lolos seleksi tampil dalam pembukaan World Cup. Perjalanan mereka yang penuh warna membuat kisah dalam film ini menjadi makin menarik dan penuh makna.
Mimpi, luka masa lalu, kekecewaan, kepercayaan, komitmen, saling menghargai, dan ketangguhan menjadi nilai-nilai yang bisa kita dapatkan dalam adegan sepanjang sekitar 80 menit ini. Cukup menghibur dan memberikan prespektif tersendiri bagi anak-anak akan gambaran yang terjadi di belahan benua hitam- Africa.
Sekaligus mengantarkan isu-isu yang sangat real di sana seputar genosida, perangm HIV/AIDs, pelacuran, dan perdagangan manusia menjadikan film ini kaya akan makna kemanusiaan dan harapan dalam petualangan anak-anak dengan beragam latar belakang tersebut.
Iqbal
Iqbal seorang remaja di usia sekitar 18 tahun dengan disability pada pendengaran dan wicara. Memiliki mimpi dan ketertarikan pada olahraga cricket. Iqbal sehari-hari bertugas mengurusi kerbau ayahnya dan ternyata di sela waktunya memiliki perhatian pada latihan cricket yang dilakukan oleh sebuah tempat pelatihan cricket, Kolipad Cricket Academy Kesukaannya pada cricket hanya dipendam dan diketahui serta didukung oleh Ibu dan adik perempuannya Shweta, dan menutupi dari Ayahnya.
Iqbal akhirnya bisa bergabung di cricket training dibantu adiknya. Inilah pertama kali Iqbal menyalurkan bakatnya di lembaga resmi. Namun timbul permasalahan karena sosok murid yang merasa tersaingi dengan kehadiran Iqbal. Kesempatan Iqbal belajar di tempat training tersebut berakhir karena insiden terlukanya sang murid kesayangan yang ternyata anak dari pemilik akademi.
Sempat putus asa dan berniat berhenti bermimpi menjadi pemain cricket profesional, Iqbal menemukan kenyataan bahwa Mohit seorang pria pemabuk yang sering ditemuinya saat berlatih cricket sendiri ternyata merupakan pelatih cricket yang berjaya pada masanya. Awalnya Mohit menolak untuk mengajari Iqbal. Ia sibuk dengan minuman kerasnya.
Mohit akhirnya luluh dengan kegigihan Iqbal. Ia tidak hanya seorang mentor, guru, namun juga menjadi teman bagi Iqbal dan demikian sebaliknya. Pertemananya dengan Mohit kemudian membuka jalan bagi Iqbal untuk bisa masuk dan menjadi bagian dari tim cricket nasional.
Telinganya mungkin tidak mendengar gemuruh suara stadium namun rasa cintanya pada cricket mengantarkannya pada mimpinya. Kesungguhan dan kepercayaan pada mimpi memberi kekuatan untuk mewujudkan sesuatu yang bahkan tampak tidak mungkin.
Garuda di Dadaku
Last but not Least, Garuda di Daku yang mengeluarkan sekuel keduanya menjadi salah satu film bertema olahraga yang layak ditonton anak-anak. Film ini diadaptasi dari novel "Mimpi Sang Garuda" karya Benny Rhamdani.
Bayu, seorang anak SD dengan impian menjadi seorang pemain bola masuk Tim Nasional Indonesia. Bayu mempunyai talenta bermain sepak bola dari ayahnya, yang dulu juga seorang pemain bola. Cita-cita Bayu menjadi pemain sepak bola ditentang oleh sang kakek karena trauma dengan kondisi anaknya, Ayah Bayu.
Bayu secara sembunyi-sembunyi tetap bermain bola dan karena bakatnya Ia mendapat tawaran beasiswa di sebuah sekolah sepak bola terkenal di Jakarta. Ini bisa membantunya masuk ke Tim Nasional. Bayu dibantu oleh Heri, anak orang kaya yang begitu menggilai sepak bola tetapi sayangnya ia tak dapat bermain bola karena harus duduk di kursi roda. Ia juga terobsesi menjadi manajer Bayu. Ada juga tokoh Zahra yang membantu kedua sahabat ini meraih impian.
Jika "Garuda di Dadaku 1" menceritakan bagaimana Bayu mengejar mimpinya untuk masuk seleksi Timnas U-13. Maka “Garuda di Dadaku 2” menceritakan Bayu yang sudah menjadi “bintang sepak bola”, bahkan kapten Timnas U-15.
Bayu melewati ujian demi ujian, mempertahankan status “bintang” di mata penonton, sekaligus membawa timnya menjuarai kompetisi tingkat ASEAN. Jika di film pertama ada kakek yang menghalangi jalan Bayu, kali ini lebih banyak rintangan yang menjadi tantangan bagi Bayu.
Tidak hanya harus melawan tim lawan, tapi juga mengalahkan dirinya sendiri untuk menjadi lebih dewasa. Persoalan pribadi juga menjadi bumbu dari konflik di film ini. Mulai dari masalahs ekolah dan anak baru, coachnya yang killer, sampai dengan persahabatannya dengan Heri. Semua tantangan menguji Bayu menjadi sosok yang lebih tangguh lagi.
Selamat menonton dan tetap sehat yaa...
Komentar
Posting Komentar