Pentingnya Informasi Valid tentang Corona dalam Menghadapi "New Normal"


Saat perubahan bukan lagi sebuah pilihan, beradaptasilah!
Tiga bulan terakhir ini rasanya perubahan sedemikian dinamis. Berbagai informasi berseliweran di mana-mana. Semua bermula sejak kita dipaksa berkenalan dengan Corona yang kemudian disebut sebagai Covid 19. Pada awal masa pandemi kita diminta tenang dan santuy menghadapi Corona. Saat di mana-mana angka kasus Covid 19 semakin meningkat, kita kemudian diminta sedemkian ketat menjaga diri lewat social distancing dan berbagai protokol kesehatan.

Lanjut dengan kebijakan lockdown di beberapa daerah atau pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Belum resmi berakhir masa PSBB di beberapa daerah, kini sudah digulirkan kembali wacana baru "New Normal". Saat curva menunjukkan angka kasus Covid 19 belum mengalami penurunan, kita diminta bersiap-siap dengan kenormalan atau kewajaran baru.

Riweuh ya? Pastinya, tapi inilah fakta yang harus kita semua hadapi. Kita semua hampir di seluruh belahan dunia.
Yes, we are globally changed. 
Mungkin awal-awal kejadian pandemi, kita memang mau tidak mau masih tergugu, panik, atau bahkan stress menghadapi kondisi yang sedemikian cepat berubah-ubah. Tapi setelah beberapa bulan ini, kita semestinya sudah bisa lebih tenang. Kita sudah bisa mencerna informasi dan memilahnya terlebih dahulu sebelum kita serap dalam pikiran dan membuat kita galau tak berujung. Grasa-grusu, lalu misuh misuh.

Dari semua hal yang beredar di luar diri kita, maka yang menurut saya paling penting adalah bagaimana kita menyiapkan diri dan tentu saja keluarga kita menghadapi perubahan-perubahan yang masih sangat mungkin terjadi ke depannya. New normal sebagai konsep gaya hidup ke depan yang mengadaptasi kondisi "hidup berdampingan dengan Covid 19" tentu bukan hal yang mudah dan juga bukan tanpa resiko.

New normal memang bukan satu-satunya pilihan, tapi jika kelak kebijakan inilah yang akan menjadi pilihan pemerintah kita. Ya mau tidak mau kitapun harus bisa beradaptasi. Tentu setiap pilihan kebijakan telah dihitung "cost and benefit" nya. Akan selalu ada pro dan kontra.

Kita sebagai pribadi hakikatnya tetap punya pilihan untuk menjalankan atau tidak. Iya akhirnya semua kembali kepada pilihan pribadi masing-masing. Tentu ada konsekuensi dari masing-masing pilihan. Apapun pilihan kita, semoga itu yang terbaik untuk kita dan keluarga. Kalau bisa bahkan berefek positif pada lingkungan dan bangsa secara keseluruhan.
Kewajaran Baru/Kenormalan Baru: Bukan Kembali pada Sesuatu yang dulu kita Anggap Normal
Sebagai Ibu bekerja, terlebih bekerja di instansi pemerintahan. Saya dan suami tidak bisa punya pilihan, kecuali kelak harus menjalani skenario "new normal" ini.


Setelah hampir tiga bulan lamanya saya bisa dibilang full "work from home".  Melakukan absensi secara online, melakukan pekerjaan dan tugas secara jarak jauh, meeting-meeting online, bahkan diskusi atau FGD online. Semua hal yang semula merupakan hal baru tersebut baru kemudian hal yang biasa karena harus dijalankan sebagai kebiasaan baru.

Ke depan kelak mungkin kami akan diminta untuk mulai masuk kantor kembali secara fisik. Tentu dengan protokol dan standar operating procedure yang telah disiapkan secara internal. Skenario yang tengah disiapkan secara internal akan menjadi kewajaran baru berikutnya.

Again, kita hanya dibutuhkan untuk beradaptasi. Secepat mungkin mampu beradaptasi dan tahu apa yang harus dijalani menyikapi pembaruan yang mungkin masih akan terus terjadi.

Bagaimana dengan anak-anak? Hmm masih terasa gak sih, lelahnya mendampingi 3 anak yang harus bersekolah secara online dari rumah. Tiga laptop, tiga google classroom, dan puluhan tugas dan project yang harus diselesaikan.

Well, here I am, Emak Setrong, Part of Kumpulan Emak-Emak Blogger, Uhuyy.  Alhamdulillah emak yang satu ini juga punya hobby blogging, jadi bisa numpang curhat sambil ngeblog, sekalian sharing ye kan? Iyes biar #BerkahNulisdiRumah.

Iya sih, si sulung sudah bisa lebih mandiri, Alhamdulillah. Nah kalau yang tengah harus selalu diawasi dan didampingi. Si bungsu bahkan belakangan lebih sering "mogok" karena sudah mulai bosan dengan kelas virtual. Maklum anak laki-laki, type kinestetik pulak. Gak betah diam duduk lama di depan laptop.  *Numpang curcol deh emak. :D

Ke depan saat tahun ajaran baru tetap akan dibuka di tahun ini. Saya belum bisa membayangkan bagaimana harus menyikapinya? Well kebijakannya sendiri belum pasti kok. Apakah tetap menggunakan metode jarak jauh? masuk sekolah lagi? atau ditunda di tahun baru 2021?

Again, ternyata yang dibutuhkan hanyalah kesiapan untuk beradaptasi. Jika kita tidak merasa cukup nyaman untuk mengikuti kebijakan pemerintah misalnya. Ya tidak apa-apa, selama kita siap dengan konsekuensi dan juga tetap solutif buat anak-anak.

Nah ada beberapa hal yang saya rasa sangat penting untuk dipastikan dalam rangka menyiapkan diri beradaptasi dengan berbagai kenormalan baru ini, antara lain:

1. Penuhi diri kita dengan berbagai informasi yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan.


Semua kekacauan pikiran, stress, kepanikan, dan berujung pada kesalahan mengambil keputusan saat mungkin terjadi karena kita mendapat infromasi yang tidak tepat dan tidak valid. Informasi yang saat penting saat ini untuk kita miliki adalah "informasi corona". Iyes informasi terkait dengan berbagai hal mengenai virus corona.

Penting untuk mendapatkan informasi yang valid mengenai corona karena sepanjang pandemi ini masih berlangsung, selama vaksin belum ditemukan, selama masih ada kasus corona. Segala sesuatu sangat mungkin terjadi dan updating informasi yang valid dan relevan menjadi sangat vital bagi asupan pikiran kita.

Thanks God, untuk rujukan informasi terpercaya dan terlengkap seputar corona, kita bisa ke Laman Pusat Informasi Corona yang baru saja diluncurkan Kumparan. Bukan hanya info ter-update kasus Covid 19 di tanah air beserta sebaran dan angkanya di berbagai provinsi beserta grafik pergerakan kasus. Namun yang sangat penting adalah berbagai kumpulan informasi yang mendasar dan penting untuk diketahui juga tersedia di sana.



Ada kumpulan konten tentang bagaimana memahami virus corona, kumpulan konten tentang pencegahan diri dan keluarga, kumpulan konten tentang tes dan pengobatan, rumah sakit rujukan, hotline, bahkan pengumuman dari instansi berwenang terkait dengan virus corona. Lengkap banget ya pengetahuan mendasar ini? Sudah pada tahu semua belum? Cuss atuh upgrade infromasinya dari sumber yang valid, gampil kan hanya di ujung jari dari smartphone aja gak harus jauh-jauh.

Trus ada kumpulan konten tentang bagaimana menjaga "kesehatan psikis" selama #dirumahaja  , How to be always happy at home. Penting kan tuuh, biar ga rungsing muluk dan bosan di rumah. Meski mall-mall nanti sudah dibuka, emang yakin kamu mau langsung ngabisin waktu di sana. Saya yakin masih banyak yang kayak saya memilih untuk tetap di rumah dengan bahagia dan keluar hanya jika penting saja.



Well, kalau mau kumpulan do'a untuk menguatkan diri dan mohon perlindungan Yang Maha Kuasa juga ada lho di Laman Pusat Informasi Corona Kumparan. Lengkap untuk semua agama. Bahkan jika kita mau turut bergerak memberikan donasi untuk pencegahan dan penanggulangan penyebaran Covid 19, kita juga bisa mendapatkan informasi lengkapnya di Laman Pusat Informasi Corona Kumparan.

Selengkap itu? Iya, selengkap itu, hanya di satu tempat aja. Gak ke mana-mana, masih #dirumahaja. Belum lagi berbagai berita update seputar Covid 19 juga bisa kita dapatkan di sana. InsyaAllah bukan berita hoax yang bikin kita tambah panik deh.

2. Disiplin 

Protokol kesehatan yang sudah dijalankan selama hampir 3 bulan ini akan menjadi sesuatu yang harus secara disiplin diterapkan mengingat kebijakan physical and social distancing mungkin akan diperlonggar.  Sedangkan Covid 19 masih akan ada di luar sana menunggu kelengahan kita.

Hmm tarik nafas dalam-dalam.  Justru, sekarang dan kelak saat "new normal" mulai berjalanlah komitmen dan konsistensi kita untuk menjalankan protokol Covid 19 selama di rumah, di luar rumah, di jalan dan di manapun dipertaruhkan.

Iyes, jangan kasih kendor gais.

Kalau ada yang mulai ngaco-ngaco dengan sesederhana menyepelekan penggunaan masker saat keluar rumah atau beraktivitas di luar misalnya dengan alasan gerah, bosan, atau apapun. Pliss, jangan ditiru dan bikin kita ikut-ikutan ngaco. Bukan tidak percaya takdir sih, tapi ikhtiar adalah hal yang juga wajib dilakukan.

Standar protokol kesehatan semacam menggunakan masker, mencuci tangan secara benar dengan rutin atau selalu menyiapkan hand sanitizer, tetap menjaga jarak, menghindari kerumunan dan seterusnya seharunya menjadi hal yang biasa kita lakukan ke depan.  Iya, ini bentuk kebiasaan baru yang secara sadar dan penuh disiplin harus kita lakukan.



Well, sebagai diri pribadi mungkin kita bisa lebih tegas dan disiplin untuk tetap on the track menyikapi "new normal" di satu sisi dan mencegah penyebaran Covid 19 di sisi lain, challenge justru hadir saat kita bertanggungjawab untuk mendampingi anak-anak kita menyiapkan diri mereka menghadapi semua perubahan yang sangat dinamis ini.

Tapi, putus asa dan menyerah bukan pilihan ya gak sih?

Anak-anak juga harus kita siapkan untuk disiplin dengan protokol standar tersebut. Kalau belum bisa diterapkan penggunaan masker misalnya, ya jangan kasih keluar dung mereka nanti. Gak usah dijanjikan main ke mall dan nonton bioskop dulu lah. Buatkan mainan di rumah, belikan via olshop, atau ajak nonton di rumah aja. Hadirkan suasana bisokop di rumah, siapkan cemilan, minuman soda (sekali-kali), dan biarkan mereka menikmati suasana "outing" di rumah.


Ide-ide untuk bisa tetap tenang, nyaman, dan tentu saja bahagia selama di rumah bisa banget didapatkan dari berbagai kumpulan artikel "Happy at Home" di Pusat Informasi Corona Kumparan. Saya pribadi tetap merasa akan #lebihamandirumah ketika kelak sudah diberlakukan "new normal" sekalipun. Jadi ide-ide dan bahan bacaan seputar bagaimana memanaje untuk tetap happy selama di rumah akan selalu kita butuhkan.

Emak mah gak kehabisan ide laah, apalagi kalau baca kanal infromasi yang bermanfaat buat upgrade diri ya gak? jadi yang paling penting #tenanguntukmenang. Syedaaap :)

3. Jaga Fisik dan Psikis 


Beberapa hari lalu saya menyaksikan live streaming dengan tema "Adapt and Enable the New Normal", bareng Kumparan juga kebetulan. Nah salah satu narasumber, Ibu Vera Psikolog anak dan keluarga memberikan sebuah tips yang looks simple, but it seems working on how to adapt and enable the new normal. 

Beliau menyebutnya sebagai P3K, analogi sebagai sebuah kotak yang harus selalu siap di rumah untuk menghadapi kondisi tidak terduga semacam pertolongan pertama pada kecelakan gitu. Apa sih yang wajib disiapkan agar kita bisa memastikan diri kalau kita akan bisa beradaptasi dengan perubahan - apapun - semisal new normal yang akan kita hadapi.

Intinya, kita harus sudah menyiapkan fisik dan psikis kita untuk selalu bisa segera siap beradapatsi dan menerima perubahan.

Ada 3 hal yang bisa kita lakukan untuk kesiapan fisik dan mental tersebut. Tampak sederhana dan mudah, tapi butuh konsistensi untuk melakukannya dan efeknya ternyata gak sesederhana usahanya. Its really worth to try. As simple as healthy life and healthy mind sih kalau meurut aku.

  • Cukup tidur (kualitas dan kuantitas)

Kecukupan istirahat menjadi faktor penting kesehatan fisik dan mental. Cukup secara kuantitas artinya minimal 8 jam dalam 24 jam/sehari semalam kita istirahatkan badan dan pikiran kita. Secara kualitas tidur tersebut benar-benar tidur yang dalam, bukan tidur dengan sejumlah pikiran di kepala yang membebani. Tidur lelap dan dalam.

Sepakat banget sama tips yang satu ini. Udah deh, kalau udah kurang tidur emak bakalan mudah drop dan gak well performed untuk semua tugas baik domestik maupun urusan kerjaan. Jadi sepakat kan ya. Istirahatlah yang cukup dan berkualitas.

  • Lakukan exercise rutin meski hanya 10-15 menit setiap hari

Hmm ini nih, kedengerannya gampang eh tapi susah kan untuk disiplin.  Yook semangatin lagi, biar gak loyo, ajakin suami dan anak-anak juga. Awal-awal WFH, saya, suami, dan anak-anak rutin setiap pagi keluar rumah main bulu tangkis trus anak-anak lari dan main sepeda di komplek. Komplek saya sepi sih, karena cuma sedikit warganya jadi aman buat sepedaan mah. 

Trus kadang main bola sama jagoan, lomba mencetak gol. Lumayan kena panas matahari dan berkeringat. Kita juga lebih happy karena bisa banyak tertawa bareng-bareng kan? Simpel tapi ngangenin deh, bonusnya sehat.

  • Positive Thinking

Last but not least, setting mind juga agar kita gak mudah stress dan galau. Berpikir positif membantu kita menyelesaikan separuh permasalahan. Seberat dan sekusut apapun persoalan, bismillah dengan selalu menjaga prasangka positif, insyaAllah bisa diselesaikan dengan lebih ringan. Aura positif ini juga pastinya membuat kita jadi lebih mudah berbahagia dan secara gak langsung menjaga imunitas tubuh kita di tengah kewaspadaan dari ancaman Covid 19.


Hmm setidaknya itulah beberapa hal yang harus kita pastikan agar kita bisa dengan lebih mudah beradaptasi dengan berbagai perubahan baru yang makin dinamis, termasuk skenario "new normal".  Berbagai artikel seputar pencegahan diri dan keluarga dari virus covid 19 juga tersedia di lama Pusat Informasi Corona Kumparan seperti yang saya sampaikan di atas. Sharing dari para kontributor seputar tema ini juga akan sangat bermanfaat dan bisa menginspirasi kita. 


Oh iya, adakah sahabat Mom of Trio yang mau menambahkan tips lain? sharing yuk di kolom komentar.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Komunikasi Suami Isteri

Family Fun Time With Colour to Life Faber-Castell

Mengenal Spektrum Elektromagnetik