Tips Menjadi Jodoh Impian



Kuliah kerumahtanggan di sekolah Bengkel Diri, dimulai dari materi tentang persiapan pra nikah. Ehemmm siap-siap nih para single (lillah). Wajib banget mantengin materi ini. Kalau mamak-mamak kayak saya gimana? Ya tetap berguna juga sih buat kelak mengantarkan putri-putriku menjalani masa yang sama. Buat mereka yang sudah berkeluarga, ada materi teknik komunikasi suami isteri, manajemen konflik, dan manajemen emosi. Duuh gak sabar untuk mendapat ketiga materi tersebut.

Jodoh itu pemenuhan fitrah manusia. Jangan malu memperjuangkannya

Banyak yang berpikir bahwa menikah itu tujuan akhir dari suatu relationship padahal menikah itu adalah starting poin dari suatu perjalanan panjang. Sebaik-baik perjalanan adalah yang mempersiapkan bekal terbaik. Bekal terbaik ini yang harus kita persiapan dalam menjemput jodoh yang Allah siapkan.

Mengupayakan jodoh dianalogikan seperti orang yang memancing akan sangat ditentukan oleh kail pancing dan kolam. Kalau mau mendapat ikan yang besar maka siapkan kail yang besar (sepadan), dan tentunya jangan memancing di kolam yang kecil. Intinya jika berharap pada jodoh yang sholeh maka pantaskan diri kita juga untuk menjadi calon yang sepadan.

Kolam dapat dimaknai sebagai lingkungan di mana kita "mencari" atau "menemukan" jodoh. Jika kita berharap pada lelaki sholeh tentu kita akan mencari atau berada di lingkungan yang tepat untuk mendapat kesempatan bertemu dengan lelaki sholeh. Kalau mau lelaki sholeh tapi lingkungan yang sering kita datang adalah tempat dugem misalnya maka menjadi tidak tepat.

Baca juga: Hakikat Hidayah (petunjuk) dan Dhalalah (Kesesatan)

Menjadi Berlian

Mereka yang yakin memiliki modal yang cukup untuk mendapatkan perhiasan, maka mereka akan mencari berlian yang asli. Sehingga dalam hal ini jika dianalogikan dengan proses mencari jodoh, maka laki-laki sholeh yang berkualitas baik maka akan mencari "berlian" jodoh yang juga terbaik. Jodoh yang terbaik dalam hal ini adalah kualitas beragama yang baik.



Sehingga para single harus menjadi berlian agar mampu menarik mereka dengan kemampuan mencari berlian asli. Wanita shalihah yang terus memproses dan menempa diri menjadi berlian agar insyaAllah jodoh impian yang hadir kelak adalah mereka yang mampu memiliki berlian asli.

Persiapan diri menjadi jodoh impian

Dalam ikhtiar menjadi jodoh impian ada hal-hal yang harus dipersiapkan:

  • persiapan ilmu

Mustahil jodoh impian adalah jodoh yang tidak berilmu. Sehingga selayaknya, kita memiliki ilmu untuk membekali diri sambil menunggu dijemput jodoh impian. Sibukkan diri kita dengan mempersiapkan diri dengan berbagai ilmu agar menambah skill kerumah tanggan kita kelak. Agar mengurangi kegalauan dalam proses menunggu dijemput sang jodoh.

Beberapa ilmu yang penting untuk di upgrade dalam rangka menyiapkan diri menjadi jodoh impian:

  1. ilmu keislaman
  2. fikih wanita, tahsin, bahasa arab
  3. ilmu komunikasi
  4. manajemen waktu
  5.  manajemen keuangan
  6. kesehatan reproduksi, kehamilan, kesehatan umum
  7. parenting
  8. bisnis
  9. dll

Muslimah yang baik dan fokus akan menghabiskan waktunya untuk mencari sekian banyak ilmu yang kelak akan sangat membantu dan bermanfaat dalam proses pernikahan. Bukan hanya ilmu yang ada dalam list ini ya gais, tentu saja ada banyak ilmu lain yang juga penting dan bisa membekali diri para single sebelum memasuki dunia rumah tangga. Namun setidaknya hal basic di atas sudah dipelajari oleh para single sebaga bentuk ikhtiar persiapan diri.

  • Berdamai dengan inner child


Hal yang juga penting untuk dilakukan salam kurun waktu menunggu jodoh adalah bagaimana kita memberesi masa lalu. Banyak orang yang masih menyisakan PR berupa emosi masa lalu yang kelak akan mengganggu proses komunikai dalam rumah tangganya. Sehingga kita harus bisa menerima, berkomunikasi dengan jiwa, memaafkan, melepaskan, segala permasalahan yang pernah terjadi di masa lalu agar ke depan kita melangkah lebih ringan.

Baca Juga: Hakikat Qadha dan Qadar

Berdamai dengan sisa emosi masa lalu. Terima sebagai bentuk ujian yang Allah tetapkan. Namun yakin bahwa kelak akan ada kebaikan dibalik peristiwa tersebut. Setelah kita bisa menerima secara utuh, kita bisa lanjutkan dengan berkomunikasi dengan diri sepenuh jiwa. Muhasabah diri dengan mempertanyakan apakah menyimpan dan mengalirkan emosi masa lalu itu kemudian akan menjadi solusi? tentu tidak. Maka kita harus meyakinkan diri untuk menghentikan siklus "buruk" yang pernah kita alami sampai di situ.

Lalu maafkan semua pihak termasuk diri sendiri, lalu percayakan bahwa semua itu adalah ketetapan Allah yang sudah terjadi dan kita minta tolong Allah lepaskan beban dan sampah  emosi yang pernah kita bawa dari masa lalu. Menjadilah diri baru yang selalu positif agar mampu membangun komunikasi dengan  jodohnya dengan lebih mudah.

  • Luruskan niat

Kita jodoh kita masih tertahan, bisa jadi Allah menunggu kita meluruskan niat. Sebagai bentuk upaya dan ikhtiar kita dalam menjemput jodoh maka kita luruskan niat kita. Menikah bukan karena a, b, c, dan seterusnya. Alasan-alasan yang hanya beralasakan hal-hal yang fana. Perlu memperbaiki niat bahwa menikah hakikatnya karena mencari ridho Allah dan kelak membangun istana kecil dan keturuan yang akan membangun peradaban Islam di masa yang akan datang.




  • Jangan gampang baper, perluas silaturahim.


Mengapa? karena gampang baper akan mempersempit jaringan silaturahim yang secara langsung justru akan mempersempit kemungkinan kita bertemu dengan calon jodoh. Iya, meraka yang masih single terutama dengan usia yang cukup biasanya memang malah menarik diri dan salah satunya karena tingkat sensitifitas alias kebaperan yang makin tinggi. Padahal, dalam menanti jodoh karena ketaatan adalah dengan berprinsip mencari jodoh dengan cara yang baik salah satunya dengan mencari peluang, tidak menutup diri, menarik diri dari pergaulan, tidak baperan, memperluas silaturahim.

Baca Juga: Telat Nikah? So What? Semua ada Waktunya.

  • Persiapan fisik
Menikah tentu saja melibatkan interaksi fisik. Karenanya sangat penting untuk memperhatikan aspek fisik. Physic appearance ini mutlak penting untuk menunjukan bahwa single (lillah) yang baik dan siap menjadi jodoh impian adalah pribadi yang siap termasuk secara fisik. Hal-hal yang basic dan mutlak dilakukan untuk persiapan fisik antara lain:



  1. menjaga kebersihan diri
  2. merawat diri
  3. olahraga
  4. healthy life style

  • Libatkan diri dalam kegiatan kemasayarakatan

Persiapan yang juga penting untuk menjemput jodoh impian adalah meningkatkan kemampuan sosial kita. Skill yang bisa diasah dengan cara kita aktif dan melibatkan diri dalam kemasyarakatan yang positif. Tidak hanya akan membantu mengasah skil bersosialisasi dan berkomunikasi dengan pihak lain namun juga berpotensi membuka jalan jodoh kita. Jadi, para single, aktiflah di kegiatan kemasayarakatan.

Ta'aruf

Jika kemudian alhamdulillah ada laki-laki yang kemudian berniat untuk berjodoh dengan kita, maka dapat dilakukan proses perkenalan atau ta'aruf. Ta'aruf harus merupakan proses yang serius dan sepengetahuan atau di depan orang tua atau keluarga kita. Karena tujuannya memang bukan sekedar berkenalan tanpa goal, tapi memang berniat untuk menuju jenjang pernikahan.

Dalam proses ta'aruf ada baiknya dibuat semacam "CV Ta'aruf" yang bisa digunakan sebagai sarana saling berkenalan. Hal ini akan mempermudah masing-masing pihak yang ingin melakukan ta'aruf agar saling jelas tentang deskripsi masing-masing. Apa saja yang bisa dimuat dalam CV tersebut?
  • Data Pribadi (Nama Lengkap, nama Panggilan, Foto diri, Tempat Tanggal Lahir, Suku, Golongan darah, Berat Badan, tinggi badan, jenis rambut (lurus/keriting), warna kulit, alamat, akun media sosial)
  • Visi dan Misi Pernikahan
  • Pendidikan (Formal, non formal, beragam keahlian yang pernah dipelajari)
  • Tentang diri (warna kesukaan, makanan minuman kesukaan, karakter positif, karakter negatif, riwayat penyakit, riwayat pembinaan keislaman, kajian yang rutin diikuti)
  • Deskripsi keluarga (daftar anggota keluarga inti, pekerjaan, usia, tingkat pendidikan, status pernikahan)
  • Kebiasaan diri (jadwal rutin, makan, sholat, bekerja, puasa, jadwal tidur, sosialisasi dengan teman, aktifitas hobby, taklim)
  • Kriteria pasangan yang diinginkan
  • Rencana kesiapan menikah (tanggal, kesiapan dana, lokasi)
  • Rencana setelah menikah (rumah tangga, keturunan, pekerjaan, tempat tinggal, pengaturan keuangan, pendidikan anak)

Referensi Berdiskusi saat Ta'aruf

Setelah bertukar CV, biasanya akan ditindaklanjuti dengan pertemuan fisik yang ditemani mahram kita (porses nazhor). Nah dalam pertemuan tersebut ada hal-hal yang bisa didiskusikan guna menyamakan persepsi terkait dengan banyak hal yang akan dijalani bersama kelak dalam kehidupan rumah tangga. Intinya kita harus tahu luar dalam satu sama lain. Jangan pula seperti membeli kucing dalam karung.

Kita juga bisa minta sang calon yang tengah ta'aruf ini sebaiknya kita minta ditemani oleh orang yang lama bersama dia, mengenal dia dengan baik. Nah kepada orang inilah kita bisa menanyakan banyak hal yang mendasar tentang calon kita tersebut. Misalnya watak, kepribadian, dan hal-hal sejenis itu.
Beberapa referensi diskusi yang bisa dilakukan saat ta'aruf antara lain:
  • Cara pasangan mendidik isteri dan anak perkara peningkatan ilmu dunia dan keimanan akhirat
  • Cara pasangan menghabiskan waktu luang setelah menikah
  • Cara pengaturan keuangan rumah tangga
  • Pandangan pasangan terhadap karir pasangan (terutama isteri, apakah boleh bekerja atau tidak)
  • Kometmen aliran dana keuangan pada kedua belah pihak orang tua
  • Diskusi sikap dan keputusan tindakan jika harus LDM (Long Distance Marriage) terjadi
  • Diskusi sikap jika ujian hidup kekurangan harta dan ketiadaan anak terjadi
  • Diskusi tentang Poligami

  • Jangan membawa setumpuk PR dalam Pernikahan

Pastikan calon sudah menuntaskan PR pribadi di awal ta'aruf. Hal ini untuk menghindari sikap PHP (pemberi harapan palsu). Penting kita memastikan calon yang memang berniat serius kepada kita dan menjalani proses ta'aruf, maka pastikan apakah Ia sudah menyelesaikan urusan yang mendasar misalnya izin dari orang tua  bahwa yang bersangkutan sudah boleh menikah, tidak ada pihak yang berkeberatan misalnya ada kakak perempuan yang tidak boleh/mau dilangkahi atau sejenisnya. Intinya, pastikan sang calon siap dan tidak main-main.

Khitbah

Proses selanjutnya adalah proses khitbah atau pinangan/lamaran di mana kedua belah pihak sudah serius dan bahkan sudah menetapkan tanggal untuk proses pernikahan. Dalam masa ini kita tidak boleh menerima lamaran/pinangan orang lain. Waktu dari proses khitbah ke proses menikah sebaiknya tidak terlalu lama. Semakin cepat semakin baik sesuai dengan kesiapan kita.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Komunikasi Suami Isteri

Family Fun Time With Colour to Life Faber-Castell

Mengenal Spektrum Elektromagnetik