Super Productive Muslimah: Upgrade Your Time Management Skill
Bismillahirrahmanirahiim.
Alhamdulillah masuk kelas Bengkel Diri lagi di Topik Life Skill Class dengan materi kuliah "Super Productive Muslimah". Uwow banget gak sih materinya. So excited kan yaa. Gimana ya supaya jadi muslimah super produktif. Gimana caranya meningkatkan kemampuan manajemen waktu. MasyaAllah cucok banget nih buat Mamak satu ini yang suka merasa waktu 24 jam kenapa terasa kurang. Yuk again gelar tiker, siapin kopi dan camilan biar anteng belajarnya.
Materi ini merupakan kelanjutan dari materi tentang bagaimana life mapping strategy yang sudah juga di posting di Blog Mom of Trio sebelumnya. Klik aja ya untuk yang belum menyimak sebelumnya. Jadi setelah kita mampu memetakan rencana atau strategi kehidupan kita maka selanjutnya adalah bagaimana mengelola waktu agar apa yang kita susun, kita rencanakan tersebut bisa tercapai sesuai dengan target (duniawi & ukhrowi).
Apakah konsep ini relevan dengan prinsip hidup kita sebagai muslimah? adakah konsep yang lebih tepat?
Urgensi waktu dan keagungan waktu dalam Islam sangat ditekankan. Banyak sekali frasa terkait waktu di dalam Al-Qur'an. Bahkan banyak Allah SWT yang menjadikan waktu sebagai suatu sumpah. Allah bersumpah dengan waktu. Di antaranya: QS 89: 1-2, QS 92: 1-2, QS 93: 1-2, dan QS 103: 1-2. Demikian juga banyak sekali hadits yang membahas urgensi mengenai waktu. Yuk mulai saat ini kita berazzam untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Mengapa?
Ada orang yang sangat sibuk dengan urusan dunia, namun urusan akhiratnya cemerlang namun sebaliknya mereka yang tidak terlalu sibuk urusan dunia namun masalah akhirnya pun jeblok. Sehingga permasalahan sesungguhnya adalah bagaimana keseriusan kita mengatur atau memanaje waktu yang diberikan kepada kita. Konsistensi mengelola dan mengatur waktu dalam keseharian kita.
Baca juga: Ibu Bekerja, Premium Bonding & Tumbuh kembang anak.
Mereka yang sukses pencapaian dunia dan akhiratnya, mereka selalu fokus pada daftar hal/kegiatan/rencana/aktivitas (things to do/to do list) yang sudah ia susun dalam suatu tenggat waktu dan langsung dikerjakan tanpa menunda. "The power of tidak menunda" suatu pekerjaan akan sangat menentukan hasil akhir pekerjaan tersebut. Jangan meremehkan pengaruh dari "tidak menunda" ini terhadap hasil.
Hmm berarti gak pas banget nih konsep "the power of kepepet" yang selama ini sering didengung-dengungkan sebagai bentuk apology atas kemalasan, keterlambatan, penundaan. Ok well noted. No more belive in the power of kepepet, be well prepared in everything. Do first things first!
Islam sangat menekankan kedisplinan waku. Terlihat dari bagaimana keutamaan Sholat di awal waktu, meskipun sholat di sepanjang waktu tetap diterima. Sholat awal waktu dan tidak menunda sholat merupakan cara mendisiplinkan diri untuk menjadi pribadi yang disiplin dalam aspek hidup lainnya.
Ini merupakan tantangan terberat. Jadi action dari prinsip sebelumnya dan menjadikannya sebagai life style yang konsisten kita jalani akan menjadi hal yang sangat signifikan dalam menentukan kesuksesan kita mengelola waktu. Sehingga kita perlu memaksa diri.
Kita harus memaksakan diri menjadi pribadi yang bisa menjalankan prinsip pengaturan waktu yang baik. Setidaknya kita lakukan pemaksaan diri untuk menjalaninya misalnya dalam satu bulan. Maka kalau kita konsisten dalam kurun waktu tersebut, insyaAllah ke depannya menjadi lebih mudah. Karena biasanya bersama waktu, jam biologis tubuh kita juga mulai terbiasa dalam menjalankan hal tersebut.
Kita juga bisa menggunakan aplikasi tertentu untuk kita membuat jadwal atau to do list agar kita bisa lebih disiplin dalam mengadopsi prinsip pengaturan waktu. Bahkan jika kita memang terbiasa secara manual sekalipun tidak masalah. Adanya aplikasi yang tersedia di playstore atau appstore tentu merupakan salah satu alternatif guna memudahkan kita. Tetapi intinya adalah kemauan atau niat kita menjalankannya.
Misalnya karena kesibukan kita, kita bisa minta tolong orang lain untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti beres-beres dan menyertika karena waktu yang bisa kita lakukan untuk itu bisa kita manfaatkan untuk hal yang lain yang lebih penting misalnya menghandel/mendampingi anak-anak, kerja di luar rumah, atau untuk meng-upgrade diri. Tidak apa-apa, saat kerjaan sangat padat, kemudian kita delegasikan urusan makan kepada go food dan seterusnya.
Pendelagasian ini juga berlaku untuk aspek dalam amanah pekerjaan atau bisnis yang kita jalankan. Layaknya kita harus membentuk tim dan menjalankan kerja tim yang baik saat kita melihat kebutuhan ekspansi usahanya misalnya. Pendelegasian dan team work ini juga harus masuk dalam konteks manajemen waktu kita.
Baca juga: Aqidah Kokoh, Bekal Kehidupan
Namun demikian jangan sampai karena mendelegasikan suatu pekerjaan/tugas kemudian kita kehilangan personal touch terutama dalam aspek kegiatan domestik. Kondisi di mana kita memungkinkan mendelegasikan suatu pekerjaan terutama terkait aspek domestik jangan sampai mengambil seluruhnya peran dan posisi kita di dalam rumah.
Harus ada aspek-aspek tertentu di dalam rumah yang masih berada di wilayah kekuasaan atau kewenangan atau tanggung jawab kita. Hal ini membuat kita menjadi tetap "ada" dan "mewarnai" rumah. Mungkin hampir semua pekerjaan domestik diserahkan pada ART, tapi sisakan hal-ahal yang masih ada dalam kendali atau pengaturan kita. Misalnya meskipun ART yang masak, kita yang menentukan menu. Kita yang pastikan anak dan suami mau makan apa hari itu dan kita yang mengarahkan ART.
Jangan sampai ART (atau mertua atau orang lain) yang mengendalikan semuanya. Sangat penting untuk memastikan bahwa fisik dan non fisik kita bermakna dan memberi warna dan kehangatan dalam rumah. Jadi teknik pendelegasian yang pas menjadi sangat penting. Agar kita tetap menjalankan peran dan fungsi sebagaimana mestinya.
Dalam menyusun suatu daftar kegiatan atau to do list, kita bisa menggunakan metode "the Eisenhowe box". Jadi kita memilah dan memilih untuk melakukan suatu kegiatan/rencana berdasarkan suatu prioritas. Yang dalam metode ini tolok ukurnya adalah penting dan tidak penting di satu sisi dengan urgen atau tidak urgen (harus segera dan tidak harus segara) di sisi lain. Metode ini akan membantu kita menyusun prioritas terhadap hal-hal yang akan kita kerjakan. Berikut gambar The 'Eisenhower Box' :
Sesuatu yang penting dan urgen maka kita harus lakukan sekarang. Sesuatu yang penting tapi tidak urgen (tidak harus saat itu dikerjaan), maka kita bisa masukkan dalam daftar to do list berikutnya. Sesuatu yang tidak terlalu penting tapi harus segera dikerjaan, bisa kita delegasikan kepada pihak lain. Kita bisa menunjuk orang lain untuk menjalankan amanah tersebut. Terakhir sesuatu yang tidak penting dan tidak urgen, bisa kita hapus dari daftar kegiatan. Demikian kira-kira cara bekerja metode ini yang akan sangat membantu kita menyusun prioritas.
Baca Juga: Adab Menuntut Ilmu
Hal yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana kita menjaga diri kita tetap waras. Ketika kita sangat banyak amanah yang harus diselesaikan. Ketika kita sudah sangat produktif, maka kita tetap harus menjaga ritme kegiatan kita. Kita tidak boleh mendzolimi diri kita dan menjaga kestabilan emosional kita dengan memberikan waktu kepada tubuh dan pikiran kita untuk rehat, istirahat, dan sejenisnya.
Ini yang bisa disebut sebagai power nap. Break sejenak untuk membiarkan tubuh dan pikiran kita bebas dan relaks. Power nap ini merupakan hal yang dalam agama disunnahkan. Islam mensunnahkan tidur siang sejenak adalah dalam konteks power nap ini. Power nap ini juga tetap dengan memperhatikan 3 prinsip pengaturan waktu tadi.
Baca juga: Me Time di Tengah Kesibukan
Selanjutnya adalah "me time". Aktivitas yang kita gunakan untuk mengajak tubuh dan pikiran kita menikmati sesuatu yang kita senangi di sela aktivitas sebagai bentuk reward atas kedisplinan kita terhadap waktu dan rencana kegiatan yang kita susun. Hanya saja "me time" ini tetap harus dalam konteks yang sejalan dengan 3 prinsip pengaturan waktu dan tidak melanggar syar'i.
Nah sesudah belajar, kita tak perlu buang waktu lagi nih. Yuk langsung action! semoga kita bisa istiqamah dan konsisten menjadi muslimah yang super produktif lillah. As a mom, semoga pelan tapi pasti bisa menularkan dan mengajak anak-anak juga supaya mereka bisa jadi super productive kiddos. Semangat dirikuuh, semangat semua :)
Alhamdulillah masuk kelas Bengkel Diri lagi di Topik Life Skill Class dengan materi kuliah "Super Productive Muslimah". Uwow banget gak sih materinya. So excited kan yaa. Gimana ya supaya jadi muslimah super produktif. Gimana caranya meningkatkan kemampuan manajemen waktu. MasyaAllah cucok banget nih buat Mamak satu ini yang suka merasa waktu 24 jam kenapa terasa kurang. Yuk again gelar tiker, siapin kopi dan camilan biar anteng belajarnya.
Materi ini merupakan kelanjutan dari materi tentang bagaimana life mapping strategy yang sudah juga di posting di Blog Mom of Trio sebelumnya. Klik aja ya untuk yang belum menyimak sebelumnya. Jadi setelah kita mampu memetakan rencana atau strategi kehidupan kita maka selanjutnya adalah bagaimana mengelola waktu agar apa yang kita susun, kita rencanakan tersebut bisa tercapai sesuai dengan target (duniawi & ukhrowi).
Time is Money, Yay or Nay?
Sudah sangat populer quote tentang waktu tersebut ya. Konsep waktu tentang uang ini muncul dari Benjamin Franklin (pendiri Amerika) yang memang saat memunculkan konsep tersebut latar belakangnya adalah saat itu (abad ke 16) para bangsawan di Eropa hidup di era kemalasan. Konsep ini sebetulnya terkait dengan latar belakang di bidang bisnis yang ingin memicu semangat usawahan di masa tersebut yang tengah terjerembab. Konsep ini di kemudian hari menjadi salah satu konsep yang menjadi referensi/adopsi dalam sistem ekonomi ribawi.Apakah konsep ini relevan dengan prinsip hidup kita sebagai muslimah? adakah konsep yang lebih tepat?
Waktu Laksana Pedang
Waktu laksana pedang, Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirmu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia. (Imam Syafii dalam al Jawabul Kaafi Karya Ibnu Qayyim)Jika kita memegang konsep waktu laksana pedang sebagaimana yang dikatakan Imam Syafi'i maka kita akan sangat berhati-hati dalam mengelola waktu.
Urgensi waktu dan keagungan waktu dalam Islam sangat ditekankan. Banyak sekali frasa terkait waktu di dalam Al-Qur'an. Bahkan banyak Allah SWT yang menjadikan waktu sebagai suatu sumpah. Allah bersumpah dengan waktu. Di antaranya: QS 89: 1-2, QS 92: 1-2, QS 93: 1-2, dan QS 103: 1-2. Demikian juga banyak sekali hadits yang membahas urgensi mengenai waktu. Yuk mulai saat ini kita berazzam untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Mengapa?
Waktu adalah Modal
Waktu adalah modal yang diberikan sama besar (lamanya) kepada semua manusia di dunia. Sehari 24 jam. Namun demikian modal waktu ini akan menjadi berbeda hasil dan outputnya antar setiap orang. Presiden, tukang cendol, ilmuwan, artis, saya, kamu, semua mendapat modal waktu yang sama. 1 hari 24 jam. Hanya saja mengapa kemudian output dan hasilnya berbeda.Ada orang yang sangat sibuk dengan urusan dunia, namun urusan akhiratnya cemerlang namun sebaliknya mereka yang tidak terlalu sibuk urusan dunia namun masalah akhirnya pun jeblok. Sehingga permasalahan sesungguhnya adalah bagaimana keseriusan kita mengatur atau memanaje waktu yang diberikan kepada kita. Konsistensi mengelola dan mengatur waktu dalam keseharian kita.
Baca juga: Ibu Bekerja, Premium Bonding & Tumbuh kembang anak.
3 Prinsip Pengaturan Waktu
1. Lakukan hanya hal yang bermanfaat dan Allah ridho atasnya
Pastikan kita hanya melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat. Introspeksi jika kita masih melakukan hal-hal yang sia-sia, yang tidak bermanfaat. Jangan heran kalau pencapaian kita baik dari aspek duniawai maupun ukhrowi masih jauh dari target optimal.
Jika "tetangga sebelah" punya kehidupan dunia dan/atau akhirat yang jauh lebih baik. Tidak lain karena mungkin alokasi waktu kita dalam jatah 24 jam sehari tersebut masih banyak yang kita isi hanya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat atau sia-sia.
Jika "tetangga sebelah" punya kehidupan dunia dan/atau akhirat yang jauh lebih baik. Tidak lain karena mungkin alokasi waktu kita dalam jatah 24 jam sehari tersebut masih banyak yang kita isi hanya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat atau sia-sia.
Well, saya pribadi misalnya too much screen time. Kadang masih suka merasa perlu memanjakan diri dengan melakukan hal-hal yang kita sebut sebagai me time tapi gak jelas dan terukur manfaatnya. Me time itu penting tapi harus jelas dan terukur waktu dan manfaatnya. Jangan sampai kebablasan dan malah kontraproduktif.
Terlalu lama berselancar di dunia maya, lalu masuk akun gosip, masuk ke online shop dan membeli hal-hal yang sebetulnya tidak kita butuhkan, mubazir, dan seterusnya. Asataghfirullah, bukan hanya tidak bermanfaat dan sia-sia, jatuhnya malah bisa menambah dosa ya.
2. Catat - Prioritas - Action! Jangan menunda!
Catat hal penting yang akan kita lakukan dan lakukan sekarang juga tanpa penundaan. Orang yang sukses mengatur waktunya adalah mereka yang melakukan hal penting yang sudah Ia catat dan rencanakan kemudian Ia ambil jeda dan berlanjut pada hal atau kegiatan berikutnya. Demikian seterusnya tanpa ada penundaan.Mereka yang sukses pencapaian dunia dan akhiratnya, mereka selalu fokus pada daftar hal/kegiatan/rencana/aktivitas (things to do/to do list) yang sudah ia susun dalam suatu tenggat waktu dan langsung dikerjakan tanpa menunda. "The power of tidak menunda" suatu pekerjaan akan sangat menentukan hasil akhir pekerjaan tersebut. Jangan meremehkan pengaruh dari "tidak menunda" ini terhadap hasil.
Hmm berarti gak pas banget nih konsep "the power of kepepet" yang selama ini sering didengung-dengungkan sebagai bentuk apology atas kemalasan, keterlambatan, penundaan. Ok well noted. No more belive in the power of kepepet, be well prepared in everything. Do first things first!
Islam sangat menekankan kedisplinan waku. Terlihat dari bagaimana keutamaan Sholat di awal waktu, meskipun sholat di sepanjang waktu tetap diterima. Sholat awal waktu dan tidak menunda sholat merupakan cara mendisiplinkan diri untuk menjadi pribadi yang disiplin dalam aspek hidup lainnya.
3. Jadikan lifestyle
Prinsip selanjutnya adalah menjadikan prinsip-prinsip baik yang kita adopsi dari prinsip pertama dan kedua menjadi lifestyle. Kita menjadikan melakukan hal yang hanya bermanfaat dan melakukan pekerjaan tanpa menunda dengan menyusun prioritas sebagai suatu bentuk konsistensi dalam hidup.Ini merupakan tantangan terberat. Jadi action dari prinsip sebelumnya dan menjadikannya sebagai life style yang konsisten kita jalani akan menjadi hal yang sangat signifikan dalam menentukan kesuksesan kita mengelola waktu. Sehingga kita perlu memaksa diri.
Kita harus memaksakan diri menjadi pribadi yang bisa menjalankan prinsip pengaturan waktu yang baik. Setidaknya kita lakukan pemaksaan diri untuk menjalaninya misalnya dalam satu bulan. Maka kalau kita konsisten dalam kurun waktu tersebut, insyaAllah ke depannya menjadi lebih mudah. Karena biasanya bersama waktu, jam biologis tubuh kita juga mulai terbiasa dalam menjalankan hal tersebut.
Kita juga bisa menggunakan aplikasi tertentu untuk kita membuat jadwal atau to do list agar kita bisa lebih disiplin dalam mengadopsi prinsip pengaturan waktu. Bahkan jika kita memang terbiasa secara manual sekalipun tidak masalah. Adanya aplikasi yang tersedia di playstore atau appstore tentu merupakan salah satu alternatif guna memudahkan kita. Tetapi intinya adalah kemauan atau niat kita menjalankannya.
Pendelegasian VS Personal Touch
One man show, hakikatnya tidak akan pernah ada. Setiap orang yang sukses dalam menjalankan sekian banyak amanah atau tanggung jawab pasti ada support system di balik semua itu. Support system ini trekait dengan konsep pendelegasian. Kita boleh melakukan pendelgasian suatu pekerjaan yang bisa kita amanatkan kepada orang lain karena waktu yang ada akan ita gunakan atau manfaatkan untuk hal yang lebih penting (dan tidak bisa kita delegasikan).Misalnya karena kesibukan kita, kita bisa minta tolong orang lain untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti beres-beres dan menyertika karena waktu yang bisa kita lakukan untuk itu bisa kita manfaatkan untuk hal yang lain yang lebih penting misalnya menghandel/mendampingi anak-anak, kerja di luar rumah, atau untuk meng-upgrade diri. Tidak apa-apa, saat kerjaan sangat padat, kemudian kita delegasikan urusan makan kepada go food dan seterusnya.
Pendelagasian ini juga berlaku untuk aspek dalam amanah pekerjaan atau bisnis yang kita jalankan. Layaknya kita harus membentuk tim dan menjalankan kerja tim yang baik saat kita melihat kebutuhan ekspansi usahanya misalnya. Pendelegasian dan team work ini juga harus masuk dalam konteks manajemen waktu kita.
Baca juga: Aqidah Kokoh, Bekal Kehidupan
Namun demikian jangan sampai karena mendelegasikan suatu pekerjaan/tugas kemudian kita kehilangan personal touch terutama dalam aspek kegiatan domestik. Kondisi di mana kita memungkinkan mendelegasikan suatu pekerjaan terutama terkait aspek domestik jangan sampai mengambil seluruhnya peran dan posisi kita di dalam rumah.
Harus ada aspek-aspek tertentu di dalam rumah yang masih berada di wilayah kekuasaan atau kewenangan atau tanggung jawab kita. Hal ini membuat kita menjadi tetap "ada" dan "mewarnai" rumah. Mungkin hampir semua pekerjaan domestik diserahkan pada ART, tapi sisakan hal-ahal yang masih ada dalam kendali atau pengaturan kita. Misalnya meskipun ART yang masak, kita yang menentukan menu. Kita yang pastikan anak dan suami mau makan apa hari itu dan kita yang mengarahkan ART.
Jangan sampai ART (atau mertua atau orang lain) yang mengendalikan semuanya. Sangat penting untuk memastikan bahwa fisik dan non fisik kita bermakna dan memberi warna dan kehangatan dalam rumah. Jadi teknik pendelegasian yang pas menjadi sangat penting. Agar kita tetap menjalankan peran dan fungsi sebagaimana mestinya.
The 'Eisenhower Box'
Dalam menyusun suatu daftar kegiatan atau to do list, kita bisa menggunakan metode "the Eisenhowe box". Jadi kita memilah dan memilih untuk melakukan suatu kegiatan/rencana berdasarkan suatu prioritas. Yang dalam metode ini tolok ukurnya adalah penting dan tidak penting di satu sisi dengan urgen atau tidak urgen (harus segera dan tidak harus segara) di sisi lain. Metode ini akan membantu kita menyusun prioritas terhadap hal-hal yang akan kita kerjakan. Berikut gambar The 'Eisenhower Box' :
Sesuatu yang penting dan urgen maka kita harus lakukan sekarang. Sesuatu yang penting tapi tidak urgen (tidak harus saat itu dikerjaan), maka kita bisa masukkan dalam daftar to do list berikutnya. Sesuatu yang tidak terlalu penting tapi harus segera dikerjaan, bisa kita delegasikan kepada pihak lain. Kita bisa menunjuk orang lain untuk menjalankan amanah tersebut. Terakhir sesuatu yang tidak penting dan tidak urgen, bisa kita hapus dari daftar kegiatan. Demikian kira-kira cara bekerja metode ini yang akan sangat membantu kita menyusun prioritas.
Baca Juga: Adab Menuntut Ilmu
Power Nap & Me Time
Hal yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana kita menjaga diri kita tetap waras. Ketika kita sangat banyak amanah yang harus diselesaikan. Ketika kita sudah sangat produktif, maka kita tetap harus menjaga ritme kegiatan kita. Kita tidak boleh mendzolimi diri kita dan menjaga kestabilan emosional kita dengan memberikan waktu kepada tubuh dan pikiran kita untuk rehat, istirahat, dan sejenisnya.Ini yang bisa disebut sebagai power nap. Break sejenak untuk membiarkan tubuh dan pikiran kita bebas dan relaks. Power nap ini merupakan hal yang dalam agama disunnahkan. Islam mensunnahkan tidur siang sejenak adalah dalam konteks power nap ini. Power nap ini juga tetap dengan memperhatikan 3 prinsip pengaturan waktu tadi.
Baca juga: Me Time di Tengah Kesibukan
Selanjutnya adalah "me time". Aktivitas yang kita gunakan untuk mengajak tubuh dan pikiran kita menikmati sesuatu yang kita senangi di sela aktivitas sebagai bentuk reward atas kedisplinan kita terhadap waktu dan rencana kegiatan yang kita susun. Hanya saja "me time" ini tetap harus dalam konteks yang sejalan dengan 3 prinsip pengaturan waktu dan tidak melanggar syar'i.
Nah sesudah belajar, kita tak perlu buang waktu lagi nih. Yuk langsung action! semoga kita bisa istiqamah dan konsisten menjadi muslimah yang super produktif lillah. As a mom, semoga pelan tapi pasti bisa menularkan dan mengajak anak-anak juga supaya mereka bisa jadi super productive kiddos. Semangat dirikuuh, semangat semua :)
Komentar
Posting Komentar