Speech Delay dan Solusi dari Dini.id

Speech delay. Keterlambatan kemampuan bicara pada anak-anak sering disebut dengan speech delay. Hal yang bagi sebagian orang tua merupakan sesuatu yang dianggap lumrah dengan alasan setiap anak bisa berbeda-beda kemajuan tumbuh kembangnya. Anak yang cepat jalan, biasanya lambat bicara dan seterusnya. Padahal keterlambatan di bidang apapun perlu mendapat perhatian dari orang tua. Meskipun kepintaran anak pada satu bidang memang bisa jadi lebih cepat dari bidang lain dan tidak selalu tercapai di fase atau usia yang sama.

Kemampuan dan kepintaran setiap anak untuk berbicara memang berbeda-beda. Jadi tidak bisa juga kita  menyamakan kemampuan seorang anak dengan anak lainnya. Mengapa, kareba bentuk kesiapan otak setiap anak berbeda. Namun demikian ada beberapa tanda yang dapat membantu mengukur perkembangan kemampuan berbicara anak. Misalnya:

Pada usia hingga 1 tahun, anak dapat mengucapkan kata yang menunjukkan kedua orang tuanya seperti kata ‘mama’ dan ‘papa’
Pada usia 1-2 tahun, anak dapat menunjuk ke arah orang tuanya dan merespon ketika namanya dipanggil.
Pada usia 2 tahun, anak dapat menunjuk benda atau mengucapkan 2-3 kata, interaksi dengan bicara dengan bentuk komunikasi sederhana.

Hal ini sejalan dengan pendapat dr. Anggia Hapsari, SpKJ (K) Psikiater Konsultan Anak & Remaja yang menyebutkan bahwa perkembangan berbicara pada anak memiliki tolak ukur. Saat usia  12-13 bulan misalnya anak seharusnya bisa memiliki satu kosa kata baru selain ‘mama’ dan ‘dada’. Tolak ukur perkembangan bicara dan bahasa itu sebagai tolak ukur perkembangan kognitif  dan intelektual anak. Jadi menentukan perkembangan pada tahap-tahap selanjutnya,


peserta seminar dan pembicara saat launching startup dini.id (dok. dini.id)

Ada banyak faktor penyebab speech delay, salah satunya faktor lingkungan yang deprivasi. Anak yang berada di dalam lingkungan yang demanding dan menuntut kemampuan multi talent atau multi language di usia sangat dini misalnya justru dapat menimbulkan gangguan pada kemampuan bicara anak tersebut.

“Contohnya, ada anak baru umur 3 tahun udah pakai 3 bahasa: Indonesia, Mandarin, Inggris. Kalau anak yang nggak ada gangguan itu nggak masalah, tapi anak dengan gangguan itu kacau balau,” Tambah dr. Anggia.

Speech delay atau keterlambatan bicara merupakan bentuk keterlambatan dalam perkembangan atau mekanisme seseorang untuk mengeluarkan suara. Ini sering terjadi pada masa awal pertumbuhan dan perkembangan anak-anak yang berhubungan dengan kesiapan otak untuk merespon.

Oh iya penting juga untuk mengetahui perbedaan antara keterlambatan kemampuan berbahasa dan keterlambatan berbicara. Keterlambatan berbahasa berhubungan dengan kemampuan untuk menyatakan isi pikiran atau menyerap informasi dari lingkungan, sedangkan keterlambatan berbicara berhubungan dengan kemampuan untuk mengucapkan, mengeluarkan suara atau melafalkan suatu kata.

Selain faktor lingkungan yang deprivasi, faktor kurangnya interaksi dengan orang tua atau lingkungan terdekat juga dapat menjadi penyebab speech delay. Pernah atau malah sering dengar gak? "Anaknya diajak ngobrol kalau lagi digendong atau main sama Ibunya, supaya cepat ngomong." atau "Ibunya harus cerewet, kalau Ibunya diem aja anaknya juga nanti pendiem."

Secara tidak langsung nasihat seperti itu ada benarnya. Meskipun masih bayi dan belum bisa bicara, mengajak mereka berbicara layaknya kita ngobrol dengan orang yang sudah bisa dan paham dengan percakapan kita merupakan bentuk rangsangan agar anak mau dan mudah berinteraksi dengan kita. 

Jadi saat menjaga anak, sering-seringlah Ibu atau Ayahnya mengajaknya bicara seolah-olah mereka paham. Well, mungkin bayi atau si anak blom bisa merespon dengan kata-kata. Tapi untuk mereka yang tidak mengalami gangguan pasti merespon dengan indera yang lain. Mata mereka sekalipun "berbicara", gestur tubuh, bahkan suara-suara yang belum berbentuk kata.

Karenanya interaksi aktif antara orang tua dan anak sejak dini sangat penting untuk mencegah maupun menanggulangi anak yang terdeteksi mengalami speech delay. Bermain bersama dan aktif terlibat dalam permainan anak sangat dianjurkan ketimbang memberikan mainan. Apalagi dagdet atu gawai. 

Interaksi dua arah akan membantu anak mengembangkan kosa kata dan kemampuan emosi, serta belajar mengekspresikan perasaannya. Bermain yang benar-benar bermain merupakan salah satu cara yang cukup efektif. Cara linnya misalnya  bercerita, bernyanyi, bermain peran, berinteraksi dengan anak sebayanya, serta memberikan tanggungjawab sesuai dengan usia anak. 

Setiap usia memilik standar yang harus dilalui anak agar tidak mengalami speech delay. Stimulasi yang terus menerus dan konsisten menjadi solusi bagi orang tua dengan anak yang mengalami speech delay. Jika tidak mampu dilakukan sendiri maka salah satu solusi laiinya adalah melakukan stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak dengan Dini.id.

Dini.id merupakan startup yang khusus dirancang untuk memberikan program stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak dengan memadukan antara teknologi, ilmu psikologi, orang tua, dan tim ahli. Ada beberapa program dari Dini.id yaitu :
  • Sistem assessment online gratis di website www.dini.id yang dapat mengidentifikasi keterlambatan dan potensi dalam perkembangan anak.
  • Kelas stimulasi dan intervensi sambil bermain yang dilakukan di playground-playground mitra yang dirancang untuk mengaktifkan neuron dalam otak sehingga meningkatkan perkembangan kognitif dan menjadi dasar perkembangan tahap selanjutnya terutama untuk belajar.
  • Program assesment, observasi & investigasi berkala yang disupervisi oleh psikiater dan psikolog klinis untuk mengoptimalkan perkembangan anak yang berbeda-beda dan unik.

Stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak diharapkan dapat mengatasi speech delay yang terjadi pada anak. Mengapa penting untuk melakukan hal tersebut? Karena speech delay dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak-anak yang mengakibatkan kesulitan berkomunikasi dan mengekspresikan keinginannya kepada orang lain. Orang tua akan mengalami kesulitan untuk memahami keinginan anak. 

Ketidakmampuan mengekspresikan perasaan berisiko pada gangguan kejiwaan juga seperti depresi, ansietas/kecemasan. Saat mengalami hal yang terasa tidak nyaman mereka tidak bisa mengungkapkannya. Perasaan sedih, marah, kecewa dan sejenisnya tidak bisa mereka ungkapkan. Iya dalam kondisi lebih serius, speech delay dapat menunjukkan adanya gangguan pendengaran hingga gangguan mental pada anak.

Kesulitan berbicara akan mempengaruhi kemampuan kognitif anak. Dampak lain yang mungkin terjadi yaitu prestasi akademik akan berkurang, anak menjadi pencemas tinggi, interaksi sosial anak juga akan memburuk. Jadi deteksi yang lebih dini dapat membantu perkembangan anak untuk mengejar ketertinggalan dalam hal kemampuan berbicara.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manajemen Komunikasi Suami Isteri

Family Fun Time With Colour to Life Faber-Castell

Mengenal Spektrum Elektromagnetik