Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

WORKSHOP THERMOELECTRIC COOLER (PELTIER ELEMENT)

Berkembangnya teknologi modul termoelektrik atau yang lebih dikenal dengan elemen peltier membuat banyak orang yang tertarik untuk mempelajarinya. Modul termoelektrik sering digunakan sebagai sistem pendingin alternatif yang saat ini didominasi oleh sistem refrigeasi kompresi uap. Cukup sering ditemui kegagalan di dalam membuat alat pendingin menggunakan modul termelektrik ini. Oleh karena itu, T-Lab menyediakan workshop (pelatihan) modul termoelektrik dari teori hingga penerapan.  Dari workshop ini diharapkan peserta akan mendapatkan pengetahuan yang cukup komprehensif mengenai modul termoelektrik dan dapat menerapkan secara langsung dengan cara praktek. Pokok bahasan yang dipelajari antara lain: Pengenalan Termoelektrik Dasar teori dan istilah-istilah penting dalam termoelektrik Aplikasi-aplikasi pendingin termoelektrik Bagaimana membaca data teknis dan estimasi kemampuan modul termoelektrik Studi kasus Pelatihan workshop (praktek) dan diskusi Investasi: - Umum dan profesional: Rp. 1

Pengenalan: Biomassa

Gambar
Penulis: Tri Ayodha Ajiwiguna Afiliasi: Rekayasa Instrumentasi dan Energi Universitas Telkom Email: tri.ayodha@gmail.com Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan dari makhluk hidup dan biasanya tidak digunakan sebagai makanan. Biomasa ini mengandung energi yang disebut dengan bioenergi. Salah satu jenis bioenergi yang paling umum adalah kayu. Pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi sudah dilakukan sejak zaman dahulu, salah satunya untuk memasak dengan menggunakan kayu bakar. Biomassa termasuk salah satu jenis sumber energi terbarukan karena dapat tersedia kembali dalam waktu yang cukup singkat. Energi yang terkandung di dalam biomassa berasal dari proses fotosintesis yang dibantu oleh sinar matahari. Pada proses ini, klorofil pada tanaman menangkap dan menggunakan energi dari sinar matahari untuk mengubah karbondioksida yang berada di atmosfer dan air yang berada di dalam tanah menjadi karbodidrat, yaitu zat yang mengandung oksigen, karbon, dan hidrogen.  Ketika karbohidrat ini

Pemanfaatan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion): Siklus Tertutup

Gambar
Penulis: Tri Ayodha Ajiwiguna Afiliasi: Instrumenation and Energy Engineering Expertise Group, Telkom University Email:  tri.ayodha@gmail.com Pemanfaatan Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) untuk pembangkit listrik dapat menerapkan sistem siklus tetutup. Sistem ini menggunakan siklus rankine organik (ORC) untuk mendapatkan putaran turbin. Generator yang terhubung dengan turbin dapat menghasilkan energi listrik sehingga dapat dimanfaatkan untuk keperluan tertentu. Gambar 1.Skema Siklus Terutup OTEC Skema sederhana dari siklus tertutup OTEC ini dapat dilihat di gambar 1. Siklus rankine organik pada dasarnya memiliki prinsip yang sama dengan siklus rankine biasa. Namun, fluida kerja pada siklus rankine organik bukanlah air melainkan fluida yang memiliki titik didih sangat rendah seperti refriferan R134a atau amonia. Pada tekanan atmosfir, amonia memiliki titik didih sekitar -33 o C sehingga apabila berada pada temperatur ruang maka akan menjadi fasa uap superheated . pada saat masuk ke

Turbin air

Gambar
Penulis: Tri Ayodha Ajiwiguna Afiliasi: Instrumenation and Energy Engineering Expertise Group, Telkom University Email:  tri.ayodha@gmail.com Salah satu komponen penting dalam pembangkit listrik tenaga air adalah turbin air. Komponen ini berfungsi untuk megkonversi aliran air menjadi gerak rotasi. Berdasarkan caranya memutarnya, turbin dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis turbin, yaitu: Turbin Impulse Turbin jenis ini menggunakan nozzle untuk mengubah hampir semua energi yang dimiliki oleh aliran air menjadi energi kinetik. Salah satu jenis turbin ini dinamakan turbin pelton, sesuai dengan nama penemunya, yaitu Lester A. Pelton. Fluida yang keluar dari nozzle memiliki energi kinetik yang sangat tinggi. Fluida ini daarahkan ke “ember” yang menyatu dengan sistem turbin sehingga poros turbin berputar. Turbin jenis ini biasanya digunakan jika besar head lebih besar dari 250 m.  Gambar 1. Skema turbin impuls Turbin Reaksi Rotor pada turbin reaksi dapat berputar karena adanya reaksi gaya y

Membuat Air Conditioner (AC) dengan menggunakan Thermoelectric Cooler (Peltier), mungkinkah?

Gambar
Oleh: Tri Ayodha Ajiwiguna Pada saat mengetahui bahwa prinsip termoelektrik dapat menghasilkan efek pendinginan, sering kali ide yang muncul adalah untuk membuat pendingin udara ruangan (AC). Ditambah lagi, ketersediaan modul termoelektrik (TEC)/elemen peltier yang terjangkau di pasaran. Pertanyaannya adalah apakah bisa modul TEC yang dijual di pasaran kita gunakan sebagai AC? Di Indonesia, AC secara umum digunakan sebagai pendingin udara agar udara dalam sebuah ruangan menjadi nyaman (thermal comfort) . Sebelum memasang AC untuk sebuah ruangan, hal yang perlu diperhitungkan adalah unit AC yang akan dipasang harus mampu atau memiliki kapasitas yang cukup untuk mendinginkan ruangan tersbut. Oleh karena itu perhitungan beban pendinginan ( Cooling Load ) perlu dilakukan terlebih dahulu. Ada beberapa metode perhitungan beban pendinginan yang dapat digunakan dari yang paling kasar yaitu aturan jempol ( rule of thumb ) sampai yang sangat teliti (metode simulasi). Setelah beban pendinginan su